Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

"Sesungguhnya aku tidak menangisi dunia ini, tetapi aku menangisi apabila memikirkan perjalanan yang panjang dan bekalan diri yang sedikit ke
alam barzakh. Aku berada antara dua jalan. Tinggi dan rendah, syurga dan neraka. Aku tidak tahu ke arah mana kakiku ini melangkah."
-Abu Hurairah-

Labels

Social Icons

Tuesday 19 June 2012

Hasbiyallah, Cukuplah Allah Bagiku

بسم الله الرحمن الرحيم



حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ… 
…Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung.”(At-Taubah [9]: 129)
Potongan ayat di atas terus terang adalah salah satu ayat “favorite” saya. Setiap membaca atau teringat ayat di atas, hati saya selalu merasa tenang.
Ohya, sebelum itu mungkin Anda bertanya-tanya kenapa tiba-tiba saya menulis ini. Ya, saya menulis ini kerana saya baru saja mengalami  penyesalan mendalam atas hasil yang saya peroleh. Padahal, saya merasa saya sudah berusaha (dan berkorban) sedemikian rupa tapi hasil yang diperoleh sungguh tidak memuaskan saya.
Terpukul? Terus terang iya. Tapi inilah indahnya Islam. Banyak cara untuk menutupi kesedihan yang berlarut-larut itu. Qiyamullail adalah salah satu (saya katakan) cara untuk menghilangkan kesedihan itu. Dalam qiyamullail kita dapat merasakan ketenangan malam, suasana yang penuh kesunyian karena di saat itu ribuan manusia tengah terlelap dalam tidurnya. Dalam pada itu pula saya mendapat dengan sepuasnya berduaan dengan Allah tanpa diganggu suara berisik sedikitpun.
Ibarat sepasang kekasih, dalam keheningan malam itu saya curahkan seluruh isi hati saya kepada-Nya. Bahkan, terus terang curahan itu sering saya lakukan dengan menangis. Malu? kenapa mesti malu, kalau nangis di tempat umum, mungkin iya, hehehe :) . Tapi, kadang2 menurut saya menangis itu perlu. Orang yang kuat bukanlah orang yang tidak pernah menangis. Justeru orang yang “bisa” menangis, sebenarnya dia adalah orang yang kuat. Kenapa saya berkata demikian? Karena dengan menangis, ertinya ia mampu menghilangkan ego atau kecongkakannya yang membuat hatinya keras. Makanya tidak hairan ada orang bijak mengatakan “menangis itu dapat melunakkan hati yang keras”.
"Wah, kok sepertinya semakin melebar ke mana-mana ya. Oke, kembali ke topik." :)
Dengan selalu mengingat  dari ayat di atas, rasa penyesalan, kekecewaan, ketakutan, kesulitan, dan kegelisahan yang saya alami sedikit demi sedikit dapat tergerus.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...